Selasa, 11 Agustus 2015

Mengurus Visa Student ke Jerman untuk Pemula


Postingan baru dari blog saya, dari judulnya emang kedengeran kontroversial dan sok tau, hahahah tapi bukan, karena "pemula" disini merujuk kepada diri saya sendiri. Ya, visa student Jerman adalah visa pertama yang pernah saya urus seumur hidup saya wkwkwk.

source :itsmevava.files.wordpress.com


Setelah semua surat-surat sakti sudah ditangan, LOG (letter of guarantee) dari LPDP dan LOA (Letter of Acceptance) dari CAU, akhirnya sampai juga saya ke tahap berikutnya, pengurusan VISA ke kedutaan Jerman. Selain mencermati persyaratan visa di website kedutaan Jerman, nanya-nanya senior dan teman-teman yang udah kelar urusan visa, saya juga rajin membaca beberapa pengalaman orang-orang terkait pengurusan visa untuk keperluan studi ke Jerman. Blogwalking berhasil membuat kening saya berkerut-kerut, informasi yang saya dapatkan dari blogwalking sangat beragam, ada yang bilang harus melampirkan ijazah dari SD-SMP-SMA dalam bahasa Jerman, akte dalam bahasa Jerman, kasus penolakan visa, asuransi dan lain-lain. Sejauh ini untuk panduan pengurusan visa, bagi saya web ini lah yang paling membantu http://lpdp-jerman.de/mudahnya-mengurus-visa-student-ke-jerman-dari-sudut-pandang-lain/

Tidak ada yang salah dari blog-blog yang pernah saya baca, karena semua persyaratan itu sangat tergantung kebutuhan, kamu mau ke Jerman ngapain? Belajar? Berarti jenis visa yang mesti kamu urus itu visa national alias resident permit yang nantinya harus diperpanjang setelah 3 bulan di Jerman. Kemudian juga, Persyaratan dokumen untuk siswa yang mau masuk studienkolleg, yang mau exchange, yang mau belajar bahasa Jerman dan kuliah master, etc sedikit berbeda, begitu juga dengan umur dan sumber pendanaan. Disini saya tidak akan menjelaskan lebih detil bagaimana perbedaannya, karena saya sendiri hanya pernah mengurus visa studi untuk berangkat sekolah master dengan beasiswa wkwk. Untuk penjelasan soal Visa Nasional dari pihak kedutaan bisa di rujuk lewat link berikut klik disini . Well, namun setelah dijalani, pengurusan visa tidaklah sesulit kelihatan ataupun kedengarannya. Berikut urutan bagaimana saya bisa mendapatkan visa studi ke Jerman untuk melanjutkan studi master (dengan beasiswa) :


1. Membuat termin alias appointment alias perjanjian. 

Membuat visa tidak bisa dengan datang ke kedutaan disembarang hari, seenak jidat apalagi kapan lagi mood aja. Terlebih dahulu kita diharuskan membuat termin di website kedutaan Jerman. Disana teman-teman bisa memilih hari dan jam yang diinginkan (dari yang tersedia), termin tersedia per hari-nya dari (sekitar) jam 7.30 sampai jam 15.30, 1 termin dialokasikan berdurasi 30 menit, namun aplikasi-nya bisa saja berbeda-beda, bisa saja lebih cepat selesai atau lebih lama, oleh karena itu sebaiknya datang sekitar 1 jam sebelum perjanjian. Daaan...Sebaiknya membuat termin dilakukan dari jauh-jauh hari (1-2 bulan sebelum hari perjanjian) untuk menghindari jadwal yang penuh alias ga kebagian jadwal, apalagi bulan-bulan menjelang tahun ajaran baru di Jerman, karena otomatis akan ada banyak sekali mahasiswa-mahasiwa yang bakal apply visa. Saya sendiri membuat termin di bulan Juni untuk pengurusan visa di bulan Juli. Setelah membuat termin, konfirmasi akan dikirimkan ke email, dan email ini nantinya harus di print sebagai bukti appointment. Link pengajuan perjanjian -> klik disini

2. Syarat yang menentukan lolos atau tidaknya visa seseorang adalah lagi-lagi soal kelengkapan berkas, so pastikan semua dokumen persyaratan kamu lengkap dan sesuai dengan ketentuan. Berikut adalah list dokumen persyaratan yang harus di bawa saat aplikasi visa (bisa saja berubah sewaktu-waktu, untuk pastinya silahkan cek website resmi kedutaan jerman Klik disini) :

- Form Visa (2 rangkap)

Form visa bisa didapatkan di website kedutaan, Form-nya sebenarnya cukup jelas tapi ngga tau kenapa tetep aja ada yang dibingungin. Tapi tenang! semuanya bisa dilengkapi dan dibantu penyelesaiannya oleh mas-mas loket 4 (atau mbak-mbak), atau juga bisa nanya kiri-kanan pas lagi nunggu giliran. Form bisa diketik atau tulis tangan (pulpen bertinta biru), dan meskipuun sebelumnya teman-teman sudah mengetik dari rumah, ternyata ada yang salah atau ada yang perlu ditambahkan, tinggal coret atau ditambahkan dengan menggunakan pulpen biru, ga perlu pake tipe-x juga. Yang penting tulisannya jelas (bisa dibaca) dan informasinya lengkap dan valid. Yang penting coba selesaikan dulu sendiri semampunya, ngga enak juga kan sama mas-mas loket 4 yang jadi badmood gara-gara liat fom kita masih banyak yang salah atau kurang. Untuk cadangan, bawa juga form kosong secukupnya. Form juga bisa didapatkan di link berikut Klik disini

- Surat appointment (2 rangkap)

Nah, ini dia surat email konfirmasi dari kedutaan pasca membuat termin yang sudah saya sebutkan sebelumnya, jangan lupa di print dulu sebagai bukti bahwa kita datang dihari dan jam yang tepat.

- Lembar pernyataan (2 rangkap)

Dokumen ini bisa didapatkan di website resmi kedutaan Jerman, ga susah kok, Cuma centang-centang “ya” atau “tidak” pada setiap pertanyaan. Pertanyaan yang paling saya inget yaitu “apakah sebelumnya anda pernah mendapatkan pendidikan militer?” wkwkwkwk. Link klik disini

- Pas foto Biometric (3 lembar)

Persyaratan foto sudah dipaparkan cukup jelas di website resmi kedutaan, yaitu berukuran 3,5 cm x 4,5 cm, latar putih, 80%. Umumnya tinggal bilang ke mas/mbak di photo studio “buat visa Jerman”, biasanya mereka udah paham, tapi untuk amannya ya tetap sebutkan persyaratan-persyaratan diatas. Mau foto dimana? terserah teman-teman, saya yakin dimanapun bisa, asalkan sesuai dengan ketentuan foto yang diminta. 

- Paspor Asli dan fotocopy-nya (2 rangkap)

Bagian yang difotocopy yaitu bagian identitas dan halaman paling belakang, paspor yang digunakan diharapkan masa berlakunya belum akan habis sampai 6 bulan kedepan. Saya sendiri menggunakan paspor hijau, 48 hal. Paspor biru digunakan untuk PNS dalam tugas dinas ataupun belajar.

- Letter of Acceptance (2 rangkap)

LOA boleh dilampirkan berupa hasil print dari LOA versi scan yang dikirimkan oleh universitas via email atau juga boleh fotocopy dari LOA asli yang sudah berhasil mendarat di rumah masing-masing. Saya menggunakan print dari hasil scan LOA yang dikirimkan universitas, karena saat itu LOA yang masih belum sampai di Indonesia.

- Letter of Guarantee (2 rangkap)

LOG merupakan surat yang membuktikan bahwa pembiayaan di Jerman selama masa studi akan ditanggung oleh lembaga tertentu, untuk kasus saya adalah LPDP sebagai lembaga yag memberikan saya beasiswa/ pendanaan. LOG bisa diurus setelah menyelesaikan proses PK dan menyetorkan LOA ke LPDP, kemudian pihak LPDP akan mengirimkan form isian untuk pengajuan LOG (sekalian sama draft kontrak juga), kita hanya perlu mengisi hal tersebut secara lengkap dan mengirimkannya kembali ke LPDP via email. Hardcopy LOG sudah bisa diambil ketika pihak LPDP mengirimkan scan dari LOG tersebut dan menyatakan bahwa LOG telah selesai di proses dan bisa diambil ke kantor LPDP. Untuk visa, cukup melampirkan versi fotocopy-nya dengan catatan tetap bawa dokumen aslinya (buat jaga-jaga).

- Fotocopy legalisir Ijazah dan Transkrip nilai (english) (2 rangkap)

Ijazah dan transkrip yang digunakan hanya ijazah S1, untuk berjaga-jaga saya juga membawa ijazah dan transkrip yang asli baik dalam bahasa Indonesia ataupun terjemahan bahasa inggris.

- Fotocopy Sertifikat kemampuan bahasa, CV, Motivation letter (masing-masing 2 rangkap)

Saya menggunakan sertifikat bahasa TOEFL, CV dan Motivation letter yang sama dengan yang saya gunakan saat pendaftaran universitas.

- Biaya permohonan Visa sebesar 60 euro, yang akan dibayarkan dalam rupiah sesuai dengan nilai tukar pada hari tersebut, saat itu saya membayar IDR 900.000.

- Travel Insurance (tertulis di syarat, tapi kayaknya cuma wajib buat yang mau nuris). Walaupun demikian, saya tetap melampirkan travel insurance dari Allianz dengan coverage 7 hari.


Akhirnya pada tanggal 2 Juli 2015, sekitar jam 9 (satu jam sebelum jam perjanjian) saya sudah sampai di depan kedutaan besar Jerman di sudirman, Jakarta. Bagi teman-teman yang menggunakan commuter line bisa berhenti di stasiun sudirman, dan sedikit berolah-raga (jalan kaki) ke arah bundaran HI, setelah berjalan sekitar 10 menit, ada bangunan besar dengan pagar hijau yang tinggi, nah itulah gedung kedutaan Jerman. Berikut link map

Sebelum masuk, kita harus memperlihatkan paspor, KTP dan surat appointment ke satpam di gerbang, setelah lewat tahap tersebut kita masih harus melewati metal detector dan meninggalkan semua alat komunikasi dalam keadaan mati kepada satpam tersebut yang kemudian akan ditaruh di loker, dan kuncinya akan diberikan kepada kita. Pengurusan visa terletak di lantai dua, petugas akan menunjukkan dimana kita harus menunggu, untuk resident permit atau visa national sendiri biasanya di loket 4.

Hari itu sedikit berbeda dengan cerita teman-teman yang pernah saya dengar sebelumnya, loket 4 yang biasanya diisi dengan mbak-mbak, hari itu di isi sama mas-mas (rasanya pengen bersorak-sorai di grup, tapi ga bisa karena semua alat komunikasi ditahan hiks). Selagi menunggu nama saya dipanggil, saya kembali meng-check (apa mengecek?) kelengkapan isi dari form aplikasi saya. Setelah tanya kiri-kanan, form sayapun semakin lengkap, walaupun pada akhirnya di loket 4, masih aja ada yang di coret ataupun terlewat sehingga belom keisi, jadi saya disuruh memperbaiki kembali isi form saya. Setelah semua dokumen persyaratan dianggap lengkap, selanjutnya adalah input sidik jari, prosedurnya biasa, seperti saat pembuatan E-KTP. Setelah membayar 60 euro yang mana dihari tersebut bernilai IDR 900.000, saya diberikan kwitansi yang di tautkan dengan kertas kecil berwarna pink, sebelumnya kita juga disuruh menuliskan alamat email dan nomor telfon yang dapat dihubungi jika visa sudah selesai diproses. Waktu yang saya habiskan di kedutaan sekitar 2 jam, sedangkan prosesnya sendiri mungkin hanya berlangsung sekitar 20 menit, sisanya menunggu, memperbaiki form, dan ngobrol-ngobrol seru dengan teman-teman senasib yang kebetulan sama-sama menunggu untuk nama kami satu-persatu dipanggil.

Dua hari setelah pengurusan visa, sayapun pulang mudik lebaran dengan menitipkan paspor, kwitansi dan surat kuasa pada sepupu saya yang stay di jakarta, buat jaga-jaga kalau-kalau visa-nya udah kelar sebelum saya balik jakarta. Love call dari kedutaan tak kunjung datang saat saya di padang, hingga saat itu, ketika baru saja mendarat kembali di Soekarno Hatta, seakan berjodoh, siapa yang tahu telfon itu justru datang disaat yang tidak terduga?.

Saya bukan tipe orang yang langsung menghidupkan hp ketika pesawat baru landas. Jadi, setelah selesai dengan claim bagasi, beli minum dan bengong nungguin bis hiba datang, saya teringat kalau saya dalam status menunggu telfon penting, tidak baik membiarkan hp mati dalam waktu yang lama, pas ngidupin hp saya sempet ngomong sama adek, apa jadinya kalo kedutaan nelpon saya di masa hp yang mati 2 jam-an tadi, padahal saya udah nunggu telfonnya selama satu bulan?. Dan tiba-tiba nomor yang sudah saya save sebagai “kedutaan Jerman” muncul di layar hp, tentu saja segera diangkat dan benar saja, mbak-mbak diseberang bilang kalau visa saya udah kelar dan sudah bisa dijemput, Alhamdulillah visa saya selesai dalam 1 bulan kurang 1 hari, alias 29 hari. Rentang waktu yang dibutuhkan untuk Selesainya visa sangat beragam, bergantung dengan kota tujuan masing-masing juga, ada temen saya yang kelar dalam 10 hari, 2 minggu, sebulan, ada juga yang sebulan lebih sedikit (ideal selesainya visa adalah 4-8 minggu kata mas2 loket 4).

Pengambilan visa saya lakukan 2 hari setelah ditelfon, syarat-syaratnya yaitu Paspor, kwitansi visa dan KTP. Prosesi masuk gedung kedutaan masih sama ketatnya, untuk pengambilan visa kita akan di arahkan ke loket 5, penyerahan paspor harus dilakukan sebelum jam 10 pagi (saya sendiri datang jam setengah 10 biar ga kelamaan nunggu) jika ingin paspor yang sudah ditempeli visa di ambil di hari yang sama. Setelah memberikan semua persyaratan di loket 5, saya diminta untuk kembali lagi jam 11 untuk mengambil paspor yang sudah ditempeli visa. Jadilah sekitar jam 11 hari itu saya ikut antrian untuk mengambil visa yang sudah jadi, dan Alhamdulillah, akhirnya visa sudah ditangan. Terimakasih untuk senior LPDP awardee Jerman dan teman-teman predeparture Jerman atas “pembagian” pengalamannya, saya benar-benar terbantu^^

Demikian tulisan ini, tujuan dari tulisan ini hanyalah untuk membagi pengalaman pribadi, sama sekali tidak ada maksud untuk mengajari apalagi pamer. Mohon maaf bila ada kesalahan penyampaian, kalau ragu silahkan konfirmasi lagi ke saya lewat komentar di bawah ya :D


Semoga kita semua selalu dalam keadaan sehat ya~ semoga dapat membantu, 


Best Best Best Best regards,

HPU, Depok 10/08.2015, malam disaat lagi kepengen mie ayam


Minggu, 09 Agustus 2015

Pengalaman Aplikasi Kuliah ke Jerman

PROLOG
Ada banyak alasan bagaimana seseorang akhirnya memilih Jerman sebagai negara tujuan mereka untuk melanjutkan studi.  Sepeti yang sudah kita ketahui, Jerman adalah salah satu negara yang terkenal akan kemajuan teknologi dan industrinya. Soal pendidikan, Jerman jarang sekali memungut tuition fee dari mahasiswanya dan lagi biaya hidup di Jerman terhitung murah dibandingkan dengan negara-negara lain yang ada di Eropa. Namun demikian, yang menjadi pertimbangan utama para awardee adalah kecocokan dan ketepatan subjek mata kuliah yang ditawarkan dengan kebutuhan mereka masing-masing demi untuk meningkatkan kualitas keilmuan mereka, teknik dan juga pengalaman yang nantinya akan dibutuhkan untuk menunjang performa kerja dimasa depan.
Right up there for 350 years

            Saya pribadi memilih Cristian Albrechts Universitat zu Kiel atau yang lebih dikenal dengan University of Kiel sedari awal saat men-submit berkas pendaftaran online beasiswa LPDP. Saya melakukan pendaftaran tanpa memegang LOA, mengingat saat itu saya mendaftar LPDP pada bulan Januari sedangkan pendaftaran University of Kiel (Uni-Kiel) baru akan dibuka pada bulan Maret sampai Mei setiap tahunnya (saya hanya berbekal bukti korespondensi dengan salah satu profesor uni-kiel yang menyatakan bahwa beliau bersedia menerima saya di lab-nya jika saya dinyatakan lulus admission di Uni-Kiel). 

4.1 Proses Aplikasi
            Singkat cerita, Pada bulan Maret 2015 akhirnya saya resmi menjadi salah satu orang yang beruntung untuk bisa menjadi penerima beasiswa LPDP. Karena saya adalah salah satu pelamar tanpa LOA, hal pertama yang saya lakukan saat itu adalah mengurus admission saya ke University of Kiel (dan juga ke beberapa Universitas cadangan saya). Proses aplikasi dilakukan melalui email dengan salah satu staff admission program studi yang saya tuju, yaitu Agrigenomics. Tidak ada pengiriman dokumen fisik ke Jerman, karena semua dokumen akan di verifikasi saat registrasi ulang di awal semester.

Berikut adalah dokumen yang dibutuhkan utuk proses aplikasi :
- Formulir pendaftaran bisa di download di website Agrigenomics Uni-Kiel, formulir berupa isian data seperti CV dan juga beberapa essay yang harus diselesaikan (dokumen-dokumen pendukung yang dibutuhkan juga tercantum pada formulir ini)
- Ijazah SMA (English)
- Ijazah dan transkrip S1 (English)
- Letter of Admission S1 atau surat bukti lulus ujian Universitas (kalau ada. saya sendiri hanya menggunakan surat keterangan dari fakultas bahwa saya diterima di Universitas andalas pada tahun 2010 melalui jalur SNMPTN)
- Motivation Letter
- Sertifikat kemampuan bahasa (550 points in TOEFL® ITP-paper based, 230 points in TOEFL-Computer based, 90 points in TOEFL-Internet based, 6.5 points in IELTS, no band less than 6, 8 tahun kelas bahasa inggris di sekolah Jerman, Pernah tinggal selama 6 bulan di negara berbahasa inggris)
- Surat tugas jika sudah pernah bekerja
- Pernyataan sumber pendanaan (disini saya melampirkan Letter of Sponsorship dari LPDP)
- Surat Rekomendasi dosen ataupun atasan (tidak dituliskan sebagai dokumen yang harus dilampirkan, namun menurut saya surat ini cukup mempengaruhi keputusan kelulusan)

            Semua dokumen dikirimkan melalui email langsung ke Dr. Nazgol Emrani, Plant Breeding Institute( n.emrani@plantbreeding.uni-kiel.de). Pendaftaran ditutup pada tanggal 31 Mei setiap tahunnya. Pelamar yang berhasil lolos seleksi akan menerima pemberitahuan kelulusan pada awal Juni setiap tahunnya, selanjutnya International Center of University of Kiel akan mengirimkan Admission Letter melalui email dan pos, selain itu mereka juga akan menjelaskan Enrollment Procedure yang harus diperhatikan oleh para mahasiswa (seperti tanggal registrasi hingga proses-proses administratif lainnya seperti housing, asuransi, residence permit dan lainnya). Proses registrasi dilakukan dalam 4 periode dari bulan September hingga awal Oktober, sedangkan perkuliahan akan dimulai sekitar pertengahan Oktober. Jadi ya, saya sekarang masih di Indonesia, mohon doanya ya agar lancar hingga waktu keberangkatan! (malah nyelipin minta doa XD)

Kampus University of Kiel


4.2 Kriteria Penerimaan
Seleksi akan dilakukan dengan parameter berikut :
-          Gelar sarjana (Kualifikasi, Mata kuliah yang pernah diambil, nilai)
-          Letter of Motivation
-          Kemampuan Bahasa inggris
-          Kualifikasi lebih jauh (Pengalaman kerja, magang dan lain-lain)

Pelamar harus memiliki gelar sarjana dari bidang Ilmu Pertanian, Biologi, Bioinformatika, Biokimia, Genetik atau disiplin ilmu terkait, dengan nilai minimal B- .

4.3 Personal Statement
            Pada formulir aplikasi personal statement akan digiring berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang ada pada formulir tersebut. Pertanyaan tersebut berkaitan dengan alasan kenapa memilih untuk melanjutkan studi di program Agrigenomics di Uni-Kiel dan tujuan yang ingin dicapai baik dari segi keilmuan ataupun profesi. Untuk informasi terbaru dan lengkap bisa di akses pada link berikut http://www.agrigenomics.de/en

4.4 Pasca pengumuman kelulusan

Ibarat game, ada banyak sekali stage atau level baru yang akhirnya terbuka setelah saya menerima surat pengumuman kelulusan dari university of kiel. Hal pertama yang saya lakukan adalah pengajuan Kontrak ke LPDP dan LOG yang mana nanti akan digunakan untuk aplikasi visa.
Saya juga mulai mencari tempat tinggal di jerman, karena saya hanya bakal sendiri, tempat ter-ideal bagi saya adalah asrama yang di kelola oleh Studentenwerk. Untuk pengajuannya bisa dilakukan dengan mengisi formulir online di website studentenwerk-nya kiel. 

Saya memilih mengajukan permohonan ke studentenwerk melalui  international center kampus, menurut senior akan lebih mudah bagi saya karena nanti IC akan membantu mencarikan kamar, menawarkan beberapa kamar yang kira-kira sesuai dengan kriteria kita, hingga nanti pada akhirnya kita cukup terima kunci dan tekan kontrak di hari pertama kedatangan di jerman. 

Alhamdulillah, semuanya dimudahkan oleh Allah, setelah menunggu kira-kira 1 bulan, akhirnya saya diberi kabar oleh IC kalau ada 1 kamar yang tersedia dan itu sesuai dengan kriteria saya, sendiri sekamar, kamar mandi didalam dan cukup dekat dari kampus sehingga bisa bersepeda kalo ngampus, tentu saja saya langsung ambil penawaran itu. Semua pembayaran akan dilakukan di saat sampai dijerman nanti, bersamaan dengan penyerahan kunci dan penandatanganan kontrak. Belum lagi servis penjemputan dari bandara yang mereka tawarkan, dengan catatan kita sudah mengajukan permohonan 10 hari sebelum kedatangan. kurang baik apa lagi coba?. Belum apa-apa saya udah dibikin jatuh cinta sama Kiel <3.

Next pengurusan visa pelajar ke Jerman

Depok, 20.06.2015
Hashlin Pascananda Utami





Selasa, 12 Mei 2015

Pengalaman Seleksi Tahap 2 (Interview dan LGD) Beasiswa Pendidikan Indonesia LPDP Periode 1 Tahun 2015

Postingan aku soal seleksi administrasi bisa diliat di link ini yaa klik disini

Tanggal 2 Februari pengumuman lulus seleksi  administrasi akhirnya keluar, dan beberapa hari kemudian undangan untuk seleksi wawancara dari LPDP nangkring di inbox email saya. LPDP punya beberapa lokasi wawancara, dan saya memilih Medan (milihnya sejak pas daftar online), karena selain deket juga dan ngga bakal serame jawa (apalagi jekerdahh).

Apa aja nih qaqaa yang perlu disiapkan buat wawancara?

Siapkan semua dokumen asli yang kamu unggah sebelumnya, karena akan ada verifikasi berkas sebelum wawancara ataupun LGD dimulai. Jadi kan ya, [sesi curhat] awalnya lokasi wawancara bertempat di Mandiri University Medan, namun beberapa hari kemudian LPDP me-ralat lokasi wawancara, dipindahkan ke gedung pascasarjana USU. Sempet hectic juga buat cari penginapan karena tiba-tiba lokasi berubah begitu, tapi untung ada senior aku di Medan yang bantuin nyari penginapan, makasih kak ridha hiks! It was such a big help!.

Test Interview dan LGD berlangsung selama 2 hari, well artinya bukan bakal di wawancara selama 2 hari yaa... jadi selama 2 hari tersebut setiap orang akan mendapatkan jadwal mereka masing-masing, apakah itu jadwal interview ataupun LGD-nya. Bisa jadi hari pertama ada yang interview, hari ke-dua LGD, atau sebaliknya, bisa juga LGD dan interview sama2 di hari pertama (bisa pulang terus main ke mall deh! Besoknya ngga perlu dateng lagi) atau LGD dan interview dihari ke-dua. Yang jelas verifikasi data akan diadakan pada hari pertama itu, jadi semua wajib datang dihari pertama jam 08.00 waktu setempat. Saya sendiri dapat jadwal LGD dihari pertama dan jadwal interview besok paginya (jam 08.00 kloter pertama cyiinnn).

Verifikasi data berjalan lancar, disana berkas-berkas kita di check keasliannya, ingat semuanya harus dokumen asli ya, jangan ada yang fotocopy ataupun legalisir sekalipun, karena kalau tidak lulus verifikasi data maka teman-teman akan dipulangkan PAKSA *serem*, bahkan surat rekomendasipun harus yang aseli tanda tangan, ngga ada cerita hasil scan terus di print.

Jam 10-an kelompok saya pun dipanggil buat siap-siap LGD. Kami kenalan dan ngobrol-ngobrol ringan dulu diluar sembari menunggu giliran kami diijinkan masuk ke ruangan, ya hitung-hitung biar entar diskusinya berlangsung dengan tentram, akrab dan nyaman. Leadreless Grup Discussion, sesuai namanya, tidak ada yang namanya pemimpin dalam diskusi tersebut, semua oraNg punya hak yang sama untuk berpendapat. Nantinya akan ada moderator dan notulen jika diperlukan.

LGD ini dinilai oleh seorang psikolog, beberapa teman saya bilang tempat duduk kita ditentukan oleh sang psikolog tersebut. Namun saat saya kemarin, kami duduk secara acak tanpa ada instruksi dari psikolognya. Ibu Psikolog mempersilahkan kami memperkenalkan diri, dan memberikan kami sebuah artikel, kami kebagian untuk membahas industri hiburan asing yang cenderung lebih diminati oleh masyarakat lokal. Disana kita berbagi peran, ada yang jadi tenaga ahli, pengamat, masyarakat dll *lupa*. Saya kebagian tenaga ahli :p, didasari oleh kepedean saya yang merasa akrab dengan drama asing (iyaaa....drama koreaaa). Diskusi berlangsung lancar dan akrab, intinya sampaikan pendapat dengan sopan, jika ingin menyanggah pernyataan teman lakukan dengan santun, jangan terlalu mendominasi, dan kalau dipikir-pikir saya juga ngga ngerti sih gimana cara penilaian psikolog tersebut, tapi dari yang saya denger dan baca sih ya begitu, dan jangan lupa ajak teman yang pasif untuk lebih sering mengemukakan pendapatnya. Sehabis LGD, sayapun langsung pulang setelah poto-poto bareng teman-teman tim LGD, terus ngemall untuk me-refresh pikiran buat interview besoknya.

Esoknya, jam 7 saya udah berangkat dari penginapan menuju USU, saking kepagiannya saya belum menemukan orang yang kira-kira senasip sama saya. Ya udah saya langsung ke atas *waktu itu testnya di lantai 3* dan baca-baca konsep wawancara yang sudah saya siapkan sebelumnya. Ini penting loh! Karena kebanyakan pertanyaan wawancara ya itu-itu aja, kita Cuma perlu mengkonsep jawaban sebaik-baiknya untuk dapat menunjukkan sisi terbaik dari diri. Saya ngomongnya sih begitu, tapi begitu udah liat ada mbak-mbak yang baru muncul saya langsung ajakin ngobrol *baca konsep bikin otak mumet*. Ini salah satu trik biar ngga stres2 amat nungguin giliran wawancara ajakin ngonrol semua orang yang ada disebelah! Hahahaha. Siapa tau bisa curi ilmu dan sharing pengalaman kan ya, secara isinya orang keren-keren semua *_*

Pagi itu saya dapat kabar, kalo dua orang yang harusnya wawancara kemaren bakal diundur jadi hari ini *soale kemaren mati lampu*, lega dong saya artinya giliran wawancara saya bakal diundur kurang lebih satu jam, sayapun lanjut ngobrol-ngobrol dengan peserta lain dan mengurungkan niat saya ketoilet *niatnya sebelum masuk ruangan wajib ke toilet dulu*. Nah loh, namun kenyataannya ternyata tetep nama saya yang pertama kepanggil, ya sudah mau tak mau masuk walaupun belum jadi ke toilet hiks.

Saya masuk setelah menaruh tas dekat pintu, reviewernya ada 3 orang, 2 profesor yang ahli di bidangnya dan 1 ibu psikolog. Saya langsung menyalami reviewer satu persatu, dan duduk ketika dipersilahkan duduk. Sayapun diminta untuk menyerahkan berkas-berkas saya, setelah itu ibu-ibu psikolog langsung menanyai nama saya, dari mana, dan mau ambil universitas dan jurusan apa. Mereka secara bergantian menanyai saya satu persatu.

Interview-nya dalam english apa indo?

Well itu tergantung reviewer-nya, ada temen saya yang full indo, ada yang setengah-setengah, dan bahkan ada yang full english!. Untuk saya sendiri 2 dari reviewer saya full bahasa indonesia, Cuma satu yang full english. Yang penting jawab dengan jujur, tegas, dan terlihat yakin dan percaya diri *ciyeee*

Berikut pertanyaan-pertanyaan reviewer yang masih berhasil saya ingat sampai sekarang *maklum agak pelupa*

Pertanyaan psikolog
1.       Apa arti nama kamu?
2.       Orang tua kamu dua-dua-nya dosen, apa yang bisa kamu pelajari dari melihat mereka?
3.       Pengalaman organisasi? *waktu itu saya mau jelasin panjang dari awal kan ya, tapi dipotong* yang paling berkesan saja
4.       Cara kamu menghadapi kegagalan?
5.       Anggota tim yang seperti apa yang menurut kamu akan merugikan tim?
6.       Setiap manusia pasti punya kekurangan, apa kekurangan kamu?
7.       Karena mungkin psikolog tersebut berpikir saya orang yang ambisius dan idealis, beliau juga mempertanyakan bagaimana hubungan sosial saya dengan teman-teman
8.       Kemudian beliau bertanya kelebihan saya
9.       Apa rencana saya setelah tamat?

Pertanyaan prof 1
1.       Mau ambil dimana? jurusan apa?
2.       Kenapa ambil ini? Apa gunanya ilmu ini untu indonesia nantinya?
3.       Kamu sudah punya prof?
4.       Prof kamu komuditasnya kan lebih ke komuditas sub tropis, bagaimana nanti kamu bisa mengaplikasikannya ke indonesia yang sejatinya adalah negara tropis?
5.       Setelah tamat mau balik k UNAND lagi?

Pertanyaan prof 2 (yang full english)
1.       Kamu tau gimana sistem pembayaran di jerman? Tuition fee-nya gimana?
2.       Nanya soal profesor pilihan saya, dan minta bukti print out email korespondensi saya dengan prof tersebut
3.       Kenpa kamu ngga ganti aja prof-nya sama yang lebih cucok dengan komoditi di indo? Saya bilang saya memilih prof tersebut karena beliau sudah terkenal di bidang tsb, walaupun komuditi berbeda yang pentingkan ilmunya, aplikasi bisa kita sesuaikan kemudian hari
4.       Kamu punya publikasi? Saya jawab punya dan ngasih jurnal yang udah saya print
5.       Ngobrolin masalah publikasi
6.       Ngasih saran kelas bahasa jerman dan bagaimana hidup disana
7.       Nanyain akreditasi jurusan dan univ

Intinya interview berlangsung dengan sangat lancar, ngga tau kenapa saya Cuma agak dag dig dug pas nyebutin nama pertama kali itu aja, selanjutnya kayak ngobrol-ngobrol santai kayak di pantai gitu. Saya keluar dengan sumringah, ngga tau kenapa, tapi rasanya saya sudah berusaha sebaik-baiknya diri dan merasa behasil memperlihatkan the best of me gitu kan yaa. Respon interviewernya bagus semua, malah ngasih-ngasih sara kayak saya beneran bakalan pergi. Teman saya yang ngintip dari jendela juga bilang, “Ih kamu mah tadi didalam senyum-senyum mulu, ngobrolin apaan sih”. Jadi intinya jangan grogi, pede aja, anggap aja lagi konsul sama dosbing, jujur, jangan melebih-lebihkan, dan sopan tentunya. Tapi semua itu hanya sementara belaka temans, abis itu semakin dipikirkan semakin galau, mau tak mau, ingatan scene interview itu terus terputar di otak saya, yang bikin perasaan tak menentu terus sampai pengumuman keluar, yang bikin diri ini berpikir “yaampun kenapa kemaren jawabnya itu sih, bego banget!”, “duh, yaampun harusnya kemaren jawabnya kayak gini”, “duh, udah bener belom ya aku jawabnya”, ataup bahkan “duh, aku ngga yakin reviewer bisa melihat diri aku yang seutuhnya dari perbincangan yang sesingkat itu” #inibaperbangetsumpah

Pulang interview saya pergi makan dulu bareng temen2 baru saya, semuanya pada cerita soal interview tadi. Macem-macem sih pengalamannya, ada yang sampe nangis malahan atau disuruh pidato dalam bahasa inggris soalnya pernah juara pidato bahasa inggris. Intinya saya merasa beruntung sekali bisa ikut seleksi ini dan ketemu orang-orang hebat dan berjuang dijalan yang sama dengan saya. Di kampus rasanya Cuma berjuang sendiri bookk. Banyak yang sibuk nanya2 terus pula *heuh

Tanggal 10 maret terasa sangaaat lama bagi say, kerjapun jadi ngga fokus. Akhirnya pagi-pagi saya dapet email dari LPDP dikompi labor, awalnya sempet seneng! yes lulus! Eh tapi di bawah ada notes, email ini diterima oleh semua peserta baik lulus ataupun tidak. OMG. GA JADI HEPI. MAKIN DEG2AN. Dengan sangat deg-degan dan tangan gemetar (cie) saya buka attachment-nya dan mencari nama saya di pengumuman tersebut *huruf H manaaa...huruf H manaaa* daaannnnn  Alhamdulillah! Nama saya ada! Saya lulus LPDP ! Alhamdulillah ya Allah! Saya langsung lompat-lompat kegirangan!.  


Mau bikin kata penutup yang bijak, tapi ngga kepikiran mau nulis apa wkwkwk. Intinya teman-teman...untuk memperjuangkan satu hal yang besar itu emang butuh kerja keras plus kesabaran yang ekstra, mungkin terkadang jawabannya akan sedikit lama, tapi it’s worth!. InsyaAllah tidak ada usaha yang sia-sia. So, yang kemarin masih mikir-mikir “pantes ngga ya aku daftar beasiswa ini”, ngga perlu ragu lagi, selama kamu memenuhi syarat, jangan patah semangat! Score TOEFL masih bisa digenjot dengan usaha, kalau IPK ya...makanya kuliah yang serius wkwkwk, bercanda ah! Aku yakin mah temen-temen pada hebat semua J, eh tapi kalo udah punya LOA unconditional mah, ngga usah mikirin IPK lagi!. Pengalaman organisasi? Ngga harus jadi Ketua BEM, Gubernur Fakultas atau jabatan-jabatan penting lainnya, yang penting adalah karakter kamu, yap organisasi memang penting untuk membentuk karakter, tapi tidak harus dengan menjadi pemuncak kan? (tapi kalo emang jadi mah, plus!). Yang penting kamu aktif dalam banyak kegiatan, macem-macem kepanitiaan, workshop, conference, apalagi voluntaring J. Semangat! Setiap orang punya kelebihan masing-masing :3 percaya itu.

Next....pengalaman PK (Persiapan Keberangkatan)

Pengalaman aplikasi kuliah ke jerman bisa di simak di link ini
http://hashlinutami.blogspot.com/2015/08/pengalaman-aplikasi-kuliah-ke-jerman.html

Semoga bisa membantu, adapun tujuan ditulisnya artikel ini hanyalah untuk bercerita tentang pengalaman pribadi, tidak ada maksud untuk mengajari apalagi pamer. Vielen Dank!

Depok, Tengah Malem, sambil dengerin lagu yovie&nuno
Hashlin Pascananda Utami
BPI LPDP scholarship awardee PK-33
A part of Suryanara

Pengalaman Seleksi Administrasi Beasiswa Pendidikan Indonesia LPDP Periode 1 Tahun 2015

Halo UNAND Rangers!

Pada akhirnya malam ini saya memutuskan untuk memposting pengalaman saya ketika melewati proses seleksi Beasiswa Pendidikan Indonesia LPDP Februari 2015, mungkin teman-teman juga bisa dengan mudah menemukan postingan mengenai topik yang serupa, namun untuk kali ini saya akan lebih fokus kepada bagaimana seorang alumni UNAND mempersiapkan berkas dan mengikuti seleksi beasiswa ini. *btw tulisan ini udah mengendap lama di laptop saya =_="* Eh eh tapi tulisan ini juga terbuka untuk siapa aja yang berniat buat daftar beasiswa ini kok :')

Salah satu hal yang mendorong saya untuk menulis adalah langkanya anak UNAND yang saya temui saat Seleksi wawancara di Medan kemarin (Sebagian besar Peserta asal Sumatera Barat yang saya temui adalah lulusan UNP, UNAND Cuma berdua sama saya), saya jadi bertanya-tanya, Loh kenapa bisa begini? Apa karena kurangnya informasi dan informan?. Setau saya LPDP udah pernah sosialisasi di UNAND tahun lalu *ya, saya ngga ikut, lagi hectic penelitian -_-“*. Ya sudah, di dasari latar belakang tersebut saya mencoba membuat “How to LPDP” versi saya, dari sudut pandang anak UNAND. Yang ada rencana buat meraih impiannya dengan beasiswa ini simak baik2 yaaa *warning postingan ini mengandung banyak curhat colongan hahah^^*

Apaan sih itu Beasiswa Pendidikan Indonesia LPDP?

Saya cukup kaget ternyata beasiswa LPDP masih belum cukup tenar di UNAND, masih banyak yang ngga tau apa itu LPDP. Well, saya sendiri tahu beasiswa LPDP karena saya memang adalah Scholarship hunter, dan LPDP adalah salah satu target saya di antara banyak jenis beasiswa lainnya.

Berdasarkan kutipan dari laman resmi LPDP, Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Program Magister dan Doktoral adalah program beasiswa yang dibiayai oleh pemerintah Indonesia melalui pemanfaatan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) dan dikelola oleh LPDP untuk pembiayaan studi lanjut pada program Magister atau program Doktoral di Perguruan Tinggi di dalam dan di luar negeri. Sasaran pelamar BPI Program Magister dan Doktoral adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang mempunyai kemampuan akademik yang unggul dan jiwa kepemimpinan yang kuat serta berkeinginan untuk melaksanakan studi lanjut pada program Magister atau program Doktoral pada perguruan tinggi tujuan LPDP baik pada bidang ilmu yang sama maupun berbeda dengan bidang ilmu pada jenjang pendidikan sebelumnya.  

Sekedar info tambahan buat anak Agroekoteknologi UNAND, 2 profesor kita, Prof Jamsari dan Prof Irawati adalah reviewer LPDP, jika kalian ingin berdiskusi saya yakin beliau akan antusias untuk diajak berdiskusi.

Terus apa saja yang perlu disiapkan untuk mendaftar LPDP?

Intinya Cuma satu, kelengkapan berkas, dan semua itu bisa dicapai kalau kita RAJIN BACA. Jangan malas baca persyaratan2 yang sudah tercantum dengan jelas di websitenya LPDP, atau teman-teman juga bisa menelisik di grup FB  LPDP 2013, usahakan jangan bertanya dulu sebelum selesai membaca semua komen! Karena kebanyakan pertanyaan yang di ajukan sudah ditanyakan dan dijawab sebelumnya. Intinya ya, jangan malas baca.

Dokumennya apa aja? Ribet ngga sih?

Tenang aja rekans! Dokumen yang diminta bukan yang aneh-aneh kok, semuanya bisa diurus asalkan ada usaha buat ngurus!. Ingat, yang penting kemauan dan kesabaran ngadepin staf-staf administratif wkwkwkwk (itupun kalo nemu tipe yang nyebelin).

Kalau dipersingkat, adapun dokumen-dokumen yang mesti dipersiapkan akan saya list dibawah ini

1. Ijazah dan transkrip

                Cukup dengan yang berbahasa Indonesia saja, namun jika teman-teman apply untuk program magister luar negeri teman-teman harus mempersiapkan ijazah dan transkrip dalam bahasa inggris (Fungsinya untuk mendaftar ke univ luar). Hal tersebut bisa diurus ke rektorat, saya ngga ingat pasti biayanya berapa dan akan selesai dalam sekitar 1 minggu, syaratnya : Fotocopy ijazah dan transkrip, bukti transfer pembayaran via bank nagari. Pendaftar wajib memiiki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimum 3,00 pada skala 4. Tapi kalau sudah punya LOA unconditional, udah deh ngga usah mikirin IPK lagi! Wkwk. Tapi ingat, punya LOA ngga menjamin kelulusan kamu.

2. Sertifikat TOEFL ITP/IBT/ IELTS

                Saya pribadi menggunakan sertifikat TOEFL ITP untuk memenuhi persyaratan ini, adapun skor yang diminta adalah min 500 untuk master dalam negeri dan 550 untuk master luar negeri.  Teman-teman bisa test di UPT UNAND, TOEFL ITP diadakan 1 kali sebulan, biasanya hari sabtu pada minggu pertama, biayanya 350.000, teman-teman bisa daftar langsung ke UPT dengan syarat foto 3*4 dan fotocopy KTP. Sertifikat biasanya akan keluar sekitar 2 minggu kemudian. Saran saya, jangan ambil jadwal test terlalu mepet dengan jadwal penarikan berkas LPDP, karena misalnya skor teman-teman masih belum mencapai target, tentu saja teman-teman harus mengulang test kembali.

3. Surat rekomendasi dari dua dosen

                Untuk format bisa teman-teman temukan di website LPDP. Target yang paling empuk untuk persyaratan ini adalah dosen pembimbing skripsi teman-teman sekalian, berupa nilai plus kalau pembimbing teman-teman sudah profesor. Pendekatan masing-masing akan berbeda-beda, saya pribadi menggunakan surat rekomendasi dari profesor pembimbing skripsi saya. Caranya? Bukan pertama kalinya saya meminta surat rekomendasi dari beliau, namun karena LPDP punya format tersendiri saya kembali mengutarakan bahwa saya ingin mencoba ikut seleksi beasiswa LPDP dan saya butuh surat rekomendasi dari beliau , untuk format saya kirim lewat email. Saran saya, jagalah hubungan baik dengan profesor-profesor di fakultas meskipun sudah lulus.

4. ESSAY

                Ada beberapa Essay yang harus dipersiapkan, seperti “Peranku untuk indonesia”, “sukses terbesarku” dan rencana studi. Teman-teman bisa lihat banyak sekali contoh yang sudah beredar di internet, namun saya ingatkan bahwasanya setiap essay tersebut bersifat pribadi sekali, setiap orang tidak akan sama, jadi jangan harap teman-teman bisa menyontek essay orang lain, karena “katanya” biasanya bakal ketahuan pas interview kalau ternyata bukan kamu yang nulis itu essay.
                Secara garis besar, “Peranku untuk indonesia” bisa teman-teman mulai dengan latar belakang teman-teman, kesibukan teman-teman saat ini, rencana teman-teman dimasa depan, dan bagaimana rencana dimasa depan teman2 tersebut dapat membantu perkembangan negara ini nantinya. “Sukses terbesarku” berisikan pengertian atau makna kesusksesan dari padangan teman-teman, dan juga ceritakanlah moment kesuksesan terbaik yang pernah teman-teman alami. Sedangkan untuk rencana studi, bisa dilihat di contoh punya saya. Silakan japri jika teman-teman ingin melihat Rencana studi punya saya sebagai tambahan bahan referensi (hashlinutami@gmail.com).

5. LOA (Letter of Acceptance)

                Ini optional, kalau punya silakan masukkan, kalau tidak ya tidak apa-apa. Saya sendiri mendaftar tanpa menggunakan LOA dari universitas tujuan saya. LPDP punya list universitas tujuan sendiri, jadi pastikan universitas tujuan teman-teman ada di list LPDP, jika tidak siapkan alasan yang kuat  saat interview nanti kenapa anda memilih univ tersebut , karena itu sangat menentukan. Reviewer tentu akan lebih prefer ke calon awardee yang bidang ilmunya memang sedang dibutuhkan oleh indonesia dan univ tujuan-nya pun punya prospek yang bagus. Intinya teman-teman harus bisa meyakinkan reviewer nanti dasar pengambilan keputusan teman-teman.
                Masih ada beberapa dokumen lain yang harus disiapkan, teman-teman bisa check sendiri di website yaa -> http://www.lpdp.kemenkeu.go.id/beasiswa/beasiswa-magister-doktor/ . Mendaftar beasiswa LPDP memerlukan sebuah akun, disana teman-teman akan mengisi CV secara online dan mengunggah berkas-berkas yang diminta. Saran saya, mulai lah buat akun sesegera mungkin, pengisiannya bisa diangsur dan submit beberapa hari sebelum deadline untuk menghindari gagal koneksi karena jaringan yang padat. Jangan lupa, baca Bismillah sebelum mencet tombol Submit ya! Hehehehe.

                Pengumuman hasil akan keluar sesuai jadwal di tabel yang sudah di share LPDP sebelumnya, pada periode saya pengumumannya tanggal 2 Februari. Saya baru lihat pengumannya pagi hari tanggal 3 Februari abis mandi mau berangkat kerja, jujur saya lupa waktu itu kapan pengumumannya bakal keluar, jadi pas iseng scrolling timeline FB pagi itu, dan liat postingan LPDP pagi itu buru-buru saya klik link-nya (dan download filenya lama sumpah!), nervously saya scrolling nama “H” di tabel Magister luar negeri. Dan tebak apa?! Nama saya ada disana! Alhamdulillah ya Allah :’) Akhirnya ada secercah harapan atas doa dan perjuanganku selama ini.  Pengalaman Interview & LGD ada disini, silahkan di kepoin :D


Feel free to ask and share! Maaf kalau tulisan saya sangat tidak "EYD", namanya juga tulisan di blog sendiri, suka-suka dong :p. Selamat mengumpulkan berkas! Semoga berhasil! Tetap semangat!

Hashlin Pascananda Utami
BPI LPDP Scholarship Awardee PK-33
Hashlinutami@gmail.com