Selasa, 12 Mei 2015

Pengalaman Seleksi Tahap 2 (Interview dan LGD) Beasiswa Pendidikan Indonesia LPDP Periode 1 Tahun 2015

Postingan aku soal seleksi administrasi bisa diliat di link ini yaa klik disini

Tanggal 2 Februari pengumuman lulus seleksi  administrasi akhirnya keluar, dan beberapa hari kemudian undangan untuk seleksi wawancara dari LPDP nangkring di inbox email saya. LPDP punya beberapa lokasi wawancara, dan saya memilih Medan (milihnya sejak pas daftar online), karena selain deket juga dan ngga bakal serame jawa (apalagi jekerdahh).

Apa aja nih qaqaa yang perlu disiapkan buat wawancara?

Siapkan semua dokumen asli yang kamu unggah sebelumnya, karena akan ada verifikasi berkas sebelum wawancara ataupun LGD dimulai. Jadi kan ya, [sesi curhat] awalnya lokasi wawancara bertempat di Mandiri University Medan, namun beberapa hari kemudian LPDP me-ralat lokasi wawancara, dipindahkan ke gedung pascasarjana USU. Sempet hectic juga buat cari penginapan karena tiba-tiba lokasi berubah begitu, tapi untung ada senior aku di Medan yang bantuin nyari penginapan, makasih kak ridha hiks! It was such a big help!.

Test Interview dan LGD berlangsung selama 2 hari, well artinya bukan bakal di wawancara selama 2 hari yaa... jadi selama 2 hari tersebut setiap orang akan mendapatkan jadwal mereka masing-masing, apakah itu jadwal interview ataupun LGD-nya. Bisa jadi hari pertama ada yang interview, hari ke-dua LGD, atau sebaliknya, bisa juga LGD dan interview sama2 di hari pertama (bisa pulang terus main ke mall deh! Besoknya ngga perlu dateng lagi) atau LGD dan interview dihari ke-dua. Yang jelas verifikasi data akan diadakan pada hari pertama itu, jadi semua wajib datang dihari pertama jam 08.00 waktu setempat. Saya sendiri dapat jadwal LGD dihari pertama dan jadwal interview besok paginya (jam 08.00 kloter pertama cyiinnn).

Verifikasi data berjalan lancar, disana berkas-berkas kita di check keasliannya, ingat semuanya harus dokumen asli ya, jangan ada yang fotocopy ataupun legalisir sekalipun, karena kalau tidak lulus verifikasi data maka teman-teman akan dipulangkan PAKSA *serem*, bahkan surat rekomendasipun harus yang aseli tanda tangan, ngga ada cerita hasil scan terus di print.

Jam 10-an kelompok saya pun dipanggil buat siap-siap LGD. Kami kenalan dan ngobrol-ngobrol ringan dulu diluar sembari menunggu giliran kami diijinkan masuk ke ruangan, ya hitung-hitung biar entar diskusinya berlangsung dengan tentram, akrab dan nyaman. Leadreless Grup Discussion, sesuai namanya, tidak ada yang namanya pemimpin dalam diskusi tersebut, semua oraNg punya hak yang sama untuk berpendapat. Nantinya akan ada moderator dan notulen jika diperlukan.

LGD ini dinilai oleh seorang psikolog, beberapa teman saya bilang tempat duduk kita ditentukan oleh sang psikolog tersebut. Namun saat saya kemarin, kami duduk secara acak tanpa ada instruksi dari psikolognya. Ibu Psikolog mempersilahkan kami memperkenalkan diri, dan memberikan kami sebuah artikel, kami kebagian untuk membahas industri hiburan asing yang cenderung lebih diminati oleh masyarakat lokal. Disana kita berbagi peran, ada yang jadi tenaga ahli, pengamat, masyarakat dll *lupa*. Saya kebagian tenaga ahli :p, didasari oleh kepedean saya yang merasa akrab dengan drama asing (iyaaa....drama koreaaa). Diskusi berlangsung lancar dan akrab, intinya sampaikan pendapat dengan sopan, jika ingin menyanggah pernyataan teman lakukan dengan santun, jangan terlalu mendominasi, dan kalau dipikir-pikir saya juga ngga ngerti sih gimana cara penilaian psikolog tersebut, tapi dari yang saya denger dan baca sih ya begitu, dan jangan lupa ajak teman yang pasif untuk lebih sering mengemukakan pendapatnya. Sehabis LGD, sayapun langsung pulang setelah poto-poto bareng teman-teman tim LGD, terus ngemall untuk me-refresh pikiran buat interview besoknya.

Esoknya, jam 7 saya udah berangkat dari penginapan menuju USU, saking kepagiannya saya belum menemukan orang yang kira-kira senasip sama saya. Ya udah saya langsung ke atas *waktu itu testnya di lantai 3* dan baca-baca konsep wawancara yang sudah saya siapkan sebelumnya. Ini penting loh! Karena kebanyakan pertanyaan wawancara ya itu-itu aja, kita Cuma perlu mengkonsep jawaban sebaik-baiknya untuk dapat menunjukkan sisi terbaik dari diri. Saya ngomongnya sih begitu, tapi begitu udah liat ada mbak-mbak yang baru muncul saya langsung ajakin ngobrol *baca konsep bikin otak mumet*. Ini salah satu trik biar ngga stres2 amat nungguin giliran wawancara ajakin ngonrol semua orang yang ada disebelah! Hahahaha. Siapa tau bisa curi ilmu dan sharing pengalaman kan ya, secara isinya orang keren-keren semua *_*

Pagi itu saya dapat kabar, kalo dua orang yang harusnya wawancara kemaren bakal diundur jadi hari ini *soale kemaren mati lampu*, lega dong saya artinya giliran wawancara saya bakal diundur kurang lebih satu jam, sayapun lanjut ngobrol-ngobrol dengan peserta lain dan mengurungkan niat saya ketoilet *niatnya sebelum masuk ruangan wajib ke toilet dulu*. Nah loh, namun kenyataannya ternyata tetep nama saya yang pertama kepanggil, ya sudah mau tak mau masuk walaupun belum jadi ke toilet hiks.

Saya masuk setelah menaruh tas dekat pintu, reviewernya ada 3 orang, 2 profesor yang ahli di bidangnya dan 1 ibu psikolog. Saya langsung menyalami reviewer satu persatu, dan duduk ketika dipersilahkan duduk. Sayapun diminta untuk menyerahkan berkas-berkas saya, setelah itu ibu-ibu psikolog langsung menanyai nama saya, dari mana, dan mau ambil universitas dan jurusan apa. Mereka secara bergantian menanyai saya satu persatu.

Interview-nya dalam english apa indo?

Well itu tergantung reviewer-nya, ada temen saya yang full indo, ada yang setengah-setengah, dan bahkan ada yang full english!. Untuk saya sendiri 2 dari reviewer saya full bahasa indonesia, Cuma satu yang full english. Yang penting jawab dengan jujur, tegas, dan terlihat yakin dan percaya diri *ciyeee*

Berikut pertanyaan-pertanyaan reviewer yang masih berhasil saya ingat sampai sekarang *maklum agak pelupa*

Pertanyaan psikolog
1.       Apa arti nama kamu?
2.       Orang tua kamu dua-dua-nya dosen, apa yang bisa kamu pelajari dari melihat mereka?
3.       Pengalaman organisasi? *waktu itu saya mau jelasin panjang dari awal kan ya, tapi dipotong* yang paling berkesan saja
4.       Cara kamu menghadapi kegagalan?
5.       Anggota tim yang seperti apa yang menurut kamu akan merugikan tim?
6.       Setiap manusia pasti punya kekurangan, apa kekurangan kamu?
7.       Karena mungkin psikolog tersebut berpikir saya orang yang ambisius dan idealis, beliau juga mempertanyakan bagaimana hubungan sosial saya dengan teman-teman
8.       Kemudian beliau bertanya kelebihan saya
9.       Apa rencana saya setelah tamat?

Pertanyaan prof 1
1.       Mau ambil dimana? jurusan apa?
2.       Kenapa ambil ini? Apa gunanya ilmu ini untu indonesia nantinya?
3.       Kamu sudah punya prof?
4.       Prof kamu komuditasnya kan lebih ke komuditas sub tropis, bagaimana nanti kamu bisa mengaplikasikannya ke indonesia yang sejatinya adalah negara tropis?
5.       Setelah tamat mau balik k UNAND lagi?

Pertanyaan prof 2 (yang full english)
1.       Kamu tau gimana sistem pembayaran di jerman? Tuition fee-nya gimana?
2.       Nanya soal profesor pilihan saya, dan minta bukti print out email korespondensi saya dengan prof tersebut
3.       Kenpa kamu ngga ganti aja prof-nya sama yang lebih cucok dengan komoditi di indo? Saya bilang saya memilih prof tersebut karena beliau sudah terkenal di bidang tsb, walaupun komuditi berbeda yang pentingkan ilmunya, aplikasi bisa kita sesuaikan kemudian hari
4.       Kamu punya publikasi? Saya jawab punya dan ngasih jurnal yang udah saya print
5.       Ngobrolin masalah publikasi
6.       Ngasih saran kelas bahasa jerman dan bagaimana hidup disana
7.       Nanyain akreditasi jurusan dan univ

Intinya interview berlangsung dengan sangat lancar, ngga tau kenapa saya Cuma agak dag dig dug pas nyebutin nama pertama kali itu aja, selanjutnya kayak ngobrol-ngobrol santai kayak di pantai gitu. Saya keluar dengan sumringah, ngga tau kenapa, tapi rasanya saya sudah berusaha sebaik-baiknya diri dan merasa behasil memperlihatkan the best of me gitu kan yaa. Respon interviewernya bagus semua, malah ngasih-ngasih sara kayak saya beneran bakalan pergi. Teman saya yang ngintip dari jendela juga bilang, “Ih kamu mah tadi didalam senyum-senyum mulu, ngobrolin apaan sih”. Jadi intinya jangan grogi, pede aja, anggap aja lagi konsul sama dosbing, jujur, jangan melebih-lebihkan, dan sopan tentunya. Tapi semua itu hanya sementara belaka temans, abis itu semakin dipikirkan semakin galau, mau tak mau, ingatan scene interview itu terus terputar di otak saya, yang bikin perasaan tak menentu terus sampai pengumuman keluar, yang bikin diri ini berpikir “yaampun kenapa kemaren jawabnya itu sih, bego banget!”, “duh, yaampun harusnya kemaren jawabnya kayak gini”, “duh, udah bener belom ya aku jawabnya”, ataup bahkan “duh, aku ngga yakin reviewer bisa melihat diri aku yang seutuhnya dari perbincangan yang sesingkat itu” #inibaperbangetsumpah

Pulang interview saya pergi makan dulu bareng temen2 baru saya, semuanya pada cerita soal interview tadi. Macem-macem sih pengalamannya, ada yang sampe nangis malahan atau disuruh pidato dalam bahasa inggris soalnya pernah juara pidato bahasa inggris. Intinya saya merasa beruntung sekali bisa ikut seleksi ini dan ketemu orang-orang hebat dan berjuang dijalan yang sama dengan saya. Di kampus rasanya Cuma berjuang sendiri bookk. Banyak yang sibuk nanya2 terus pula *heuh

Tanggal 10 maret terasa sangaaat lama bagi say, kerjapun jadi ngga fokus. Akhirnya pagi-pagi saya dapet email dari LPDP dikompi labor, awalnya sempet seneng! yes lulus! Eh tapi di bawah ada notes, email ini diterima oleh semua peserta baik lulus ataupun tidak. OMG. GA JADI HEPI. MAKIN DEG2AN. Dengan sangat deg-degan dan tangan gemetar (cie) saya buka attachment-nya dan mencari nama saya di pengumuman tersebut *huruf H manaaa...huruf H manaaa* daaannnnn  Alhamdulillah! Nama saya ada! Saya lulus LPDP ! Alhamdulillah ya Allah! Saya langsung lompat-lompat kegirangan!.  


Mau bikin kata penutup yang bijak, tapi ngga kepikiran mau nulis apa wkwkwk. Intinya teman-teman...untuk memperjuangkan satu hal yang besar itu emang butuh kerja keras plus kesabaran yang ekstra, mungkin terkadang jawabannya akan sedikit lama, tapi it’s worth!. InsyaAllah tidak ada usaha yang sia-sia. So, yang kemarin masih mikir-mikir “pantes ngga ya aku daftar beasiswa ini”, ngga perlu ragu lagi, selama kamu memenuhi syarat, jangan patah semangat! Score TOEFL masih bisa digenjot dengan usaha, kalau IPK ya...makanya kuliah yang serius wkwkwk, bercanda ah! Aku yakin mah temen-temen pada hebat semua J, eh tapi kalo udah punya LOA unconditional mah, ngga usah mikirin IPK lagi!. Pengalaman organisasi? Ngga harus jadi Ketua BEM, Gubernur Fakultas atau jabatan-jabatan penting lainnya, yang penting adalah karakter kamu, yap organisasi memang penting untuk membentuk karakter, tapi tidak harus dengan menjadi pemuncak kan? (tapi kalo emang jadi mah, plus!). Yang penting kamu aktif dalam banyak kegiatan, macem-macem kepanitiaan, workshop, conference, apalagi voluntaring J. Semangat! Setiap orang punya kelebihan masing-masing :3 percaya itu.

Next....pengalaman PK (Persiapan Keberangkatan)

Pengalaman aplikasi kuliah ke jerman bisa di simak di link ini
http://hashlinutami.blogspot.com/2015/08/pengalaman-aplikasi-kuliah-ke-jerman.html

Semoga bisa membantu, adapun tujuan ditulisnya artikel ini hanyalah untuk bercerita tentang pengalaman pribadi, tidak ada maksud untuk mengajari apalagi pamer. Vielen Dank!

Depok, Tengah Malem, sambil dengerin lagu yovie&nuno
Hashlin Pascananda Utami
BPI LPDP scholarship awardee PK-33
A part of Suryanara

2 komentar:

  1. saya tau persis itu siapa yang disuruh pidato dalam bahasa inggris,,,hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwkwk nama dan usia disamarkan ya bang son XD

      Hapus