Postingan aku soal seleksi administrasi bisa diliat di link ini yaa klik disini
Tanggal 2 Februari pengumuman
lulus seleksi administrasi akhirnya
keluar, dan beberapa hari kemudian undangan untuk seleksi wawancara dari LPDP
nangkring di inbox email saya. LPDP punya beberapa lokasi wawancara, dan saya
memilih Medan (milihnya sejak pas daftar online), karena selain deket juga dan ngga bakal serame jawa (apalagi
jekerdahh).
Apa aja nih qaqaa yang perlu
disiapkan buat wawancara?
Siapkan semua dokumen asli yang
kamu unggah sebelumnya, karena akan ada verifikasi berkas sebelum wawancara
ataupun LGD dimulai. Jadi kan ya, [sesi curhat] awalnya lokasi wawancara
bertempat di Mandiri University Medan, namun beberapa hari kemudian LPDP
me-ralat lokasi wawancara, dipindahkan ke gedung pascasarjana USU. Sempet
hectic juga buat cari penginapan karena tiba-tiba lokasi berubah begitu, tapi
untung ada senior aku di Medan yang bantuin nyari penginapan, makasih kak ridha
hiks! It was such a big help!.
Test Interview dan LGD
berlangsung selama 2 hari, well
artinya bukan bakal di wawancara selama 2 hari yaa... jadi selama 2 hari
tersebut setiap orang akan mendapatkan jadwal mereka masing-masing, apakah itu
jadwal interview ataupun LGD-nya. Bisa jadi hari pertama ada yang interview,
hari ke-dua LGD, atau sebaliknya, bisa juga LGD dan interview sama2 di hari
pertama (bisa pulang terus main ke mall deh! Besoknya ngga perlu dateng lagi)
atau LGD dan interview dihari ke-dua. Yang jelas verifikasi data akan diadakan
pada hari pertama itu, jadi semua wajib datang dihari pertama jam 08.00 waktu
setempat. Saya sendiri dapat jadwal LGD dihari pertama dan jadwal interview
besok paginya (jam 08.00 kloter pertama cyiinnn).
Verifikasi
data berjalan lancar, disana berkas-berkas kita di check keasliannya, ingat
semuanya harus dokumen asli ya, jangan ada yang fotocopy ataupun legalisir
sekalipun, karena kalau tidak lulus verifikasi data maka teman-teman akan
dipulangkan PAKSA *serem*, bahkan surat rekomendasipun harus yang aseli tanda
tangan, ngga ada cerita hasil scan terus di print.
Jam 10-an
kelompok saya pun dipanggil buat siap-siap LGD. Kami kenalan dan
ngobrol-ngobrol ringan dulu diluar sembari menunggu giliran kami diijinkan
masuk ke ruangan, ya hitung-hitung biar entar diskusinya berlangsung dengan
tentram, akrab dan nyaman. Leadreless
Grup Discussion, sesuai namanya, tidak ada yang namanya pemimpin dalam
diskusi tersebut, semua oraNg punya hak yang sama untuk berpendapat. Nantinya
akan ada moderator dan notulen jika diperlukan.
LGD ini
dinilai oleh seorang psikolog, beberapa teman saya bilang tempat duduk kita
ditentukan oleh sang psikolog tersebut. Namun saat saya kemarin, kami duduk
secara acak tanpa ada instruksi dari psikolognya. Ibu Psikolog mempersilahkan
kami memperkenalkan diri, dan memberikan kami sebuah artikel, kami kebagian
untuk membahas industri hiburan asing yang cenderung lebih diminati oleh
masyarakat lokal. Disana kita berbagi peran, ada yang jadi tenaga ahli,
pengamat, masyarakat dll *lupa*. Saya kebagian tenaga ahli :p, didasari oleh
kepedean saya yang merasa akrab dengan drama asing (iyaaa....drama koreaaa).
Diskusi berlangsung lancar dan akrab, intinya sampaikan pendapat dengan sopan,
jika ingin menyanggah pernyataan teman lakukan dengan santun, jangan terlalu
mendominasi, dan kalau dipikir-pikir saya juga ngga ngerti sih gimana cara
penilaian psikolog tersebut, tapi dari yang saya denger dan baca sih ya begitu,
dan jangan lupa ajak teman yang pasif untuk lebih sering mengemukakan
pendapatnya. Sehabis LGD, sayapun langsung pulang setelah poto-poto bareng
teman-teman tim LGD, terus ngemall untuk me-refresh pikiran buat interview
besoknya.
Esoknya, jam 7
saya udah berangkat dari penginapan menuju USU, saking kepagiannya saya belum
menemukan orang yang kira-kira senasip sama saya. Ya udah saya langsung ke atas
*waktu itu testnya di lantai 3* dan baca-baca konsep wawancara yang sudah saya
siapkan sebelumnya. Ini penting loh! Karena kebanyakan pertanyaan wawancara ya
itu-itu aja, kita Cuma perlu mengkonsep jawaban sebaik-baiknya untuk dapat
menunjukkan sisi terbaik dari diri. Saya ngomongnya sih begitu, tapi begitu
udah liat ada mbak-mbak yang baru muncul saya langsung ajakin ngobrol *baca
konsep bikin otak mumet*. Ini salah satu trik biar ngga stres2 amat nungguin
giliran wawancara ajakin ngonrol semua orang yang ada disebelah! Hahahaha.
Siapa tau bisa curi ilmu dan sharing pengalaman kan ya, secara isinya orang
keren-keren semua *_*
Pagi itu saya
dapat kabar, kalo dua orang yang harusnya wawancara kemaren bakal diundur jadi
hari ini *soale kemaren mati lampu*, lega dong saya artinya giliran wawancara
saya bakal diundur kurang lebih satu jam, sayapun lanjut ngobrol-ngobrol dengan
peserta lain dan mengurungkan niat saya ketoilet *niatnya sebelum masuk ruangan
wajib ke toilet dulu*. Nah loh, namun kenyataannya ternyata tetep nama saya
yang pertama kepanggil, ya sudah mau tak mau masuk walaupun belum jadi ke
toilet hiks.
Saya masuk setelah menaruh tas
dekat pintu, reviewernya ada 3 orang, 2 profesor yang ahli di bidangnya dan 1
ibu psikolog. Saya langsung menyalami reviewer satu persatu, dan duduk ketika
dipersilahkan duduk. Sayapun diminta untuk menyerahkan berkas-berkas saya,
setelah itu ibu-ibu psikolog langsung menanyai nama saya, dari mana, dan mau
ambil universitas dan jurusan apa. Mereka secara bergantian menanyai saya satu
persatu.
Interview-nya dalam english apa indo?
Well itu tergantung reviewer-nya,
ada temen saya yang full indo, ada yang setengah-setengah, dan bahkan ada yang
full english!. Untuk saya sendiri 2 dari reviewer saya full bahasa indonesia,
Cuma satu yang full english. Yang penting jawab dengan jujur, tegas, dan
terlihat yakin dan percaya diri *ciyeee*
Berikut pertanyaan-pertanyaan
reviewer yang masih berhasil saya ingat sampai sekarang *maklum agak pelupa*
Pertanyaan psikolog
1. Apa
arti nama kamu?
2. Orang
tua kamu dua-dua-nya dosen, apa yang bisa kamu pelajari dari melihat mereka?
3. Pengalaman
organisasi? *waktu itu saya mau jelasin panjang dari awal kan ya, tapi
dipotong* yang paling berkesan saja
4. Cara
kamu menghadapi kegagalan?
5. Anggota
tim yang seperti apa yang menurut kamu akan merugikan tim?
6. Setiap
manusia pasti punya kekurangan, apa kekurangan kamu?
7. Karena
mungkin psikolog tersebut berpikir saya orang yang ambisius dan idealis, beliau
juga mempertanyakan bagaimana hubungan sosial saya dengan teman-teman
8. Kemudian
beliau bertanya kelebihan saya
9. Apa
rencana saya setelah tamat?
Pertanyaan prof 1
1. Mau
ambil dimana? jurusan apa?
2. Kenapa
ambil ini? Apa gunanya ilmu ini untu indonesia nantinya?
3. Kamu
sudah punya prof?
4. Prof
kamu komuditasnya kan lebih ke komuditas sub tropis, bagaimana nanti kamu bisa
mengaplikasikannya ke indonesia yang sejatinya adalah negara tropis?
5. Setelah
tamat mau balik k UNAND lagi?
Pertanyaan prof 2 (yang full
english)
1. Kamu
tau gimana sistem pembayaran di jerman? Tuition fee-nya gimana?
2. Nanya
soal profesor pilihan saya, dan minta bukti print out email korespondensi saya
dengan prof tersebut
3. Kenpa
kamu ngga ganti aja prof-nya sama yang lebih cucok dengan komoditi di indo?
Saya bilang saya memilih prof tersebut karena beliau sudah terkenal di bidang
tsb, walaupun komuditi berbeda yang pentingkan ilmunya, aplikasi bisa kita
sesuaikan kemudian hari
4. Kamu
punya publikasi? Saya jawab punya dan ngasih jurnal yang udah saya print
5. Ngobrolin
masalah publikasi
6. Ngasih
saran kelas bahasa jerman dan bagaimana hidup disana
7. Nanyain
akreditasi jurusan dan univ
Intinya
interview berlangsung dengan sangat lancar, ngga tau kenapa saya Cuma agak dag
dig dug pas nyebutin nama pertama kali itu aja, selanjutnya kayak ngobrol-ngobrol
santai kayak di pantai gitu. Saya keluar dengan sumringah, ngga tau kenapa,
tapi rasanya saya sudah berusaha sebaik-baiknya diri dan merasa behasil memperlihatkan
the best of me gitu kan yaa. Respon interviewernya bagus semua, malah ngasih-ngasih sara
kayak saya beneran bakalan pergi. Teman saya yang ngintip dari jendela juga
bilang, “Ih kamu mah tadi didalam senyum-senyum mulu, ngobrolin apaan sih”.
Jadi intinya jangan grogi, pede aja, anggap aja lagi konsul sama dosbing,
jujur, jangan melebih-lebihkan, dan sopan tentunya. Tapi semua itu hanya sementara belaka temans, abis itu semakin dipikirkan semakin galau, mau tak mau, ingatan scene interview itu
terus terputar di otak saya, yang bikin perasaan tak menentu terus sampai pengumuman keluar,
yang bikin diri ini berpikir “yaampun kenapa kemaren jawabnya itu sih, bego
banget!”, “duh, yaampun harusnya kemaren jawabnya kayak gini”, “duh, udah bener
belom ya aku jawabnya”, ataup bahkan “duh, aku ngga yakin reviewer bisa melihat diri
aku yang seutuhnya dari perbincangan yang sesingkat itu” #inibaperbangetsumpah
Pulang
interview saya pergi makan dulu bareng temen2 baru saya, semuanya pada cerita
soal interview tadi. Macem-macem sih pengalamannya, ada yang sampe nangis
malahan atau disuruh pidato dalam bahasa inggris soalnya pernah juara pidato
bahasa inggris. Intinya saya merasa beruntung sekali bisa ikut seleksi ini dan
ketemu orang-orang hebat dan berjuang dijalan yang sama dengan saya. Di kampus
rasanya Cuma berjuang sendiri bookk. Banyak yang sibuk nanya2 terus pula *heuh
Tanggal 10
maret terasa sangaaat lama bagi say, kerjapun jadi ngga fokus. Akhirnya
pagi-pagi saya dapet email dari LPDP dikompi labor, awalnya sempet seneng! yes
lulus! Eh tapi di bawah ada notes, email ini diterima oleh semua peserta baik
lulus ataupun tidak. OMG. GA JADI HEPI. MAKIN DEG2AN. Dengan sangat deg-degan
dan tangan gemetar (cie) saya buka attachment-nya dan mencari nama saya di
pengumuman tersebut *huruf H manaaa...huruf H manaaa* daaannnnn Alhamdulillah! Nama saya ada! Saya lulus LPDP
! Alhamdulillah ya Allah! Saya langsung lompat-lompat kegirangan!.
Mau bikin kata
penutup yang bijak, tapi ngga kepikiran mau nulis apa wkwkwk. Intinya
teman-teman...untuk memperjuangkan satu hal yang besar itu emang butuh kerja
keras plus kesabaran yang ekstra, mungkin terkadang jawabannya akan sedikit
lama, tapi it’s worth!. InsyaAllah tidak ada usaha yang sia-sia. So, yang
kemarin masih mikir-mikir “pantes ngga ya aku daftar beasiswa ini”, ngga perlu
ragu lagi, selama kamu memenuhi syarat, jangan patah semangat! Score TOEFL
masih bisa digenjot dengan usaha, kalau IPK ya...makanya kuliah yang serius
wkwkwk, bercanda ah! Aku yakin mah temen-temen pada hebat semua J, eh tapi kalo udah
punya LOA unconditional mah, ngga usah mikirin IPK lagi!. Pengalaman
organisasi? Ngga harus jadi Ketua BEM, Gubernur Fakultas atau jabatan-jabatan
penting lainnya, yang penting adalah karakter kamu, yap organisasi memang
penting untuk membentuk karakter, tapi tidak harus dengan menjadi pemuncak kan?
(tapi kalo emang jadi mah, plus!). Yang penting kamu aktif dalam banyak
kegiatan, macem-macem kepanitiaan, workshop, conference, apalagi voluntaring J. Semangat! Setiap
orang punya kelebihan masing-masing :3 percaya itu.
Next....pengalaman PK (Persiapan Keberangkatan)
Pengalaman aplikasi kuliah ke jerman bisa di simak di link ini
http://hashlinutami.blogspot.com/2015/08/pengalaman-aplikasi-kuliah-ke-jerman.html
Semoga bisa membantu, adapun tujuan ditulisnya artikel ini hanyalah untuk bercerita tentang pengalaman pribadi, tidak ada maksud untuk mengajari apalagi pamer. Vielen Dank!
Pengalaman aplikasi kuliah ke jerman bisa di simak di link ini
http://hashlinutami.blogspot.com/2015/08/pengalaman-aplikasi-kuliah-ke-jerman.html
Semoga bisa membantu, adapun tujuan ditulisnya artikel ini hanyalah untuk bercerita tentang pengalaman pribadi, tidak ada maksud untuk mengajari apalagi pamer. Vielen Dank!
Depok, Tengah Malem, sambil dengerin lagu yovie&nuno
Hashlin Pascananda Utami
BPI LPDP scholarship awardee PK-33
A part of Suryanara
saya tau persis itu siapa yang disuruh pidato dalam bahasa inggris,,,hehehe
BalasHapuswkwkwkwk nama dan usia disamarkan ya bang son XD
Hapus