Postingan baru dari
blog saya, dari judulnya emang kedengeran kontroversial dan sok tau, hahahah
tapi bukan, karena "pemula" disini merujuk kepada diri saya sendiri.
Ya, visa student Jerman adalah visa
pertama yang pernah saya urus seumur hidup saya wkwkwk.
Setelah semua
surat-surat sakti sudah ditangan, LOG (letter of guarantee) dari LPDP dan LOA
(Letter of Acceptance) dari CAU, akhirnya sampai juga saya ke tahap berikutnya,
pengurusan VISA ke kedutaan Jerman. Selain mencermati persyaratan visa di website kedutaan Jerman, nanya-nanya
senior dan teman-teman yang udah kelar urusan visa, saya juga rajin membaca
beberapa pengalaman orang-orang terkait pengurusan visa untuk keperluan studi
ke Jerman. Blogwalking berhasil
membuat kening saya berkerut-kerut, informasi
yang saya dapatkan dari blogwalking
sangat beragam, ada yang bilang harus melampirkan ijazah dari SD-SMP-SMA dalam
bahasa Jerman, akte dalam bahasa Jerman, kasus penolakan visa, asuransi dan
lain-lain. Sejauh ini untuk panduan pengurusan visa, bagi saya web ini lah yang
paling membantu http://lpdp-jerman.de/mudahnya-mengurus-visa-student-ke-jerman-dari-sudut-pandang-lain/
|
Tidak ada yang salah dari blog-blog yang pernah saya
baca, karena semua persyaratan itu sangat tergantung kebutuhan, kamu mau ke
Jerman ngapain? Belajar? Berarti jenis visa yang mesti kamu urus itu visa
national alias resident permit yang nantinya harus diperpanjang setelah 3 bulan
di Jerman. Kemudian juga, Persyaratan dokumen untuk siswa yang mau masuk studienkolleg, yang mau exchange, yang mau belajar bahasa Jerman
dan kuliah master, etc sedikit berbeda, begitu juga dengan umur dan sumber
pendanaan. Disini saya tidak akan menjelaskan lebih detil bagaimana
perbedaannya, karena saya sendiri hanya pernah mengurus visa studi untuk
berangkat sekolah master dengan beasiswa wkwk. Untuk penjelasan soal Visa
Nasional dari pihak kedutaan bisa di rujuk lewat link berikut klik disini . Well, namun setelah dijalani,
pengurusan visa tidaklah sesulit kelihatan ataupun kedengarannya. Berikut
urutan bagaimana saya bisa mendapatkan visa studi ke Jerman untuk melanjutkan
studi master (dengan beasiswa) :
1. Membuat termin alias appointment alias perjanjian.
Membuat visa tidak
bisa dengan datang ke kedutaan disembarang hari, seenak jidat apalagi kapan
lagi mood aja. Terlebih dahulu kita
diharuskan membuat termin di website
kedutaan Jerman. Disana teman-teman bisa memilih hari dan jam yang diinginkan
(dari yang tersedia), termin tersedia per hari-nya dari (sekitar) jam 7.30
sampai jam 15.30, 1 termin dialokasikan berdurasi 30 menit, namun aplikasi-nya
bisa saja berbeda-beda, bisa saja lebih cepat selesai atau lebih lama, oleh
karena itu sebaiknya datang sekitar 1 jam sebelum perjanjian. Daaan...Sebaiknya
membuat termin dilakukan dari jauh-jauh hari (1-2 bulan sebelum hari
perjanjian) untuk menghindari jadwal yang penuh alias ga kebagian jadwal,
apalagi bulan-bulan menjelang tahun ajaran baru di Jerman, karena otomatis akan
ada banyak sekali mahasiswa-mahasiwa yang bakal apply visa. Saya sendiri membuat termin di bulan Juni untuk
pengurusan visa di bulan Juli. Setelah membuat termin, konfirmasi akan
dikirimkan ke email, dan email ini nantinya harus di print sebagai bukti appointment. Link pengajuan perjanjian -> klik disini
2. Syarat yang
menentukan lolos atau tidaknya visa seseorang adalah lagi-lagi soal kelengkapan
berkas, so pastikan
semua dokumen persyaratan kamu lengkap dan sesuai dengan ketentuan. Berikut
adalah list dokumen persyaratan yang
harus di bawa saat aplikasi visa (bisa saja berubah sewaktu-waktu, untuk
pastinya silahkan cek website resmi
kedutaan jerman Klik disini) :
- Form Visa (2 rangkap)
Form visa bisa didapatkan di website kedutaan, Form-nya sebenarnya cukup jelas tapi ngga tau kenapa tetep aja ada
yang dibingungin. Tapi tenang! semuanya bisa dilengkapi dan dibantu
penyelesaiannya oleh mas-mas loket 4 (atau mbak-mbak), atau juga bisa nanya
kiri-kanan pas lagi nunggu giliran. Form
bisa diketik atau tulis tangan (pulpen bertinta biru), dan meskipuun sebelumnya
teman-teman sudah mengetik dari rumah, ternyata ada yang salah atau ada yang
perlu ditambahkan, tinggal coret atau ditambahkan dengan menggunakan pulpen
biru, ga perlu pake tipe-x juga. Yang penting tulisannya jelas (bisa dibaca)
dan informasinya lengkap dan valid. Yang
penting coba selesaikan dulu sendiri semampunya, ngga enak juga kan sama
mas-mas loket 4 yang jadi badmood
gara-gara liat fom kita masih banyak yang salah atau kurang. Untuk cadangan,
bawa juga form kosong secukupnya. Form juga bisa didapatkan di link berikut Klik disini
- Surat appointment
(2 rangkap)
Nah, ini dia surat
email konfirmasi dari kedutaan pasca membuat termin yang sudah saya sebutkan
sebelumnya, jangan lupa di print dulu
sebagai bukti bahwa kita datang dihari dan jam yang tepat.
- Lembar pernyataan
(2 rangkap)
Dokumen ini bisa
didapatkan di website resmi kedutaan
Jerman, ga susah kok, Cuma centang-centang “ya” atau “tidak” pada setiap pertanyaan.
Pertanyaan yang paling saya inget yaitu “apakah sebelumnya anda pernah
mendapatkan pendidikan militer?” wkwkwkwk. Link klik disini
- Pas foto Biometric
(3 lembar)
Persyaratan foto
sudah dipaparkan cukup jelas di website
resmi kedutaan, yaitu berukuran 3,5 cm x 4,5 cm, latar putih, 80%. Umumnya
tinggal bilang ke mas/mbak di photo studio “buat visa Jerman”, biasanya mereka
udah paham, tapi untuk amannya ya tetap sebutkan persyaratan-persyaratan
diatas. Mau foto dimana? terserah teman-teman, saya yakin dimanapun bisa,
asalkan sesuai dengan ketentuan foto yang diminta.
- Paspor Asli dan
fotocopy-nya (2 rangkap)
Bagian yang
difotocopy yaitu bagian identitas dan halaman paling belakang, paspor yang
digunakan diharapkan masa berlakunya belum akan habis sampai 6 bulan kedepan.
Saya sendiri menggunakan paspor hijau, 48 hal. Paspor biru digunakan untuk PNS
dalam tugas dinas ataupun belajar.
- Letter of
Acceptance (2 rangkap)
LOA boleh dilampirkan
berupa hasil print dari LOA versi scan yang dikirimkan oleh universitas
via email atau juga boleh fotocopy dari LOA asli yang sudah berhasil mendarat
di rumah masing-masing. Saya menggunakan print
dari hasil scan LOA yang dikirimkan
universitas, karena saat itu LOA yang masih belum sampai di Indonesia.
- Letter of Guarantee
(2 rangkap)
LOG merupakan surat
yang membuktikan bahwa pembiayaan di Jerman selama masa studi akan ditanggung
oleh lembaga tertentu, untuk kasus saya adalah LPDP sebagai lembaga yag
memberikan saya beasiswa/ pendanaan. LOG bisa diurus setelah menyelesaikan
proses PK dan menyetorkan LOA ke LPDP, kemudian pihak LPDP akan mengirimkan form isian untuk pengajuan LOG (sekalian
sama draft kontrak juga), kita hanya perlu mengisi hal tersebut secara lengkap
dan mengirimkannya kembali ke LPDP via email. Hardcopy LOG sudah bisa diambil
ketika pihak LPDP mengirimkan scan
dari LOG tersebut dan menyatakan bahwa LOG telah selesai di proses dan bisa
diambil ke kantor LPDP. Untuk visa, cukup melampirkan versi fotocopy-nya dengan
catatan tetap bawa dokumen aslinya (buat jaga-jaga).
- Fotocopy legalisir
Ijazah dan Transkrip nilai (english) (2 rangkap)
Ijazah dan transkrip
yang digunakan hanya ijazah S1, untuk berjaga-jaga saya juga membawa ijazah dan
transkrip yang asli baik dalam bahasa Indonesia ataupun terjemahan bahasa
inggris.
- Fotocopy Sertifikat
kemampuan bahasa, CV, Motivation letter (masing-masing 2 rangkap)
Saya menggunakan
sertifikat bahasa TOEFL, CV dan Motivation letter yang sama dengan yang saya
gunakan saat pendaftaran universitas.
- Biaya permohonan
Visa sebesar 60 euro, yang akan dibayarkan dalam rupiah sesuai dengan nilai
tukar pada hari tersebut, saat itu saya membayar IDR 900.000.
- Travel Insurance (tertulis di syarat,
tapi kayaknya cuma wajib buat yang mau nuris). Walaupun demikian, saya tetap
melampirkan travel insurance dari
Allianz dengan coverage 7 hari.
Akhirnya pada tanggal
2 Juli 2015, sekitar jam 9 (satu jam sebelum jam perjanjian) saya sudah sampai
di depan kedutaan besar Jerman di sudirman, Jakarta. Bagi teman-teman yang
menggunakan commuter line bisa berhenti di stasiun sudirman,
dan sedikit berolah-raga (jalan kaki) ke arah bundaran HI, setelah berjalan
sekitar 10 menit, ada bangunan besar dengan pagar hijau yang tinggi, nah itulah
gedung kedutaan Jerman. Berikut link map.
Sebelum masuk, kita harus memperlihatkan paspor, KTP
dan surat appointment ke satpam di
gerbang, setelah lewat tahap tersebut kita masih harus melewati metal detector dan meninggalkan semua
alat komunikasi dalam keadaan mati kepada satpam tersebut yang kemudian akan
ditaruh di loker, dan kuncinya akan diberikan kepada kita. Pengurusan visa
terletak di lantai dua, petugas akan menunjukkan dimana kita harus menunggu,
untuk resident permit atau visa
national sendiri biasanya di loket 4.
Hari itu sedikit berbeda dengan cerita teman-teman
yang pernah saya dengar sebelumnya, loket 4 yang biasanya diisi dengan
mbak-mbak, hari itu di isi sama mas-mas (rasanya pengen bersorak-sorai di grup,
tapi ga bisa karena semua alat komunikasi ditahan hiks). Selagi menunggu nama
saya dipanggil, saya kembali meng-check (apa mengecek?) kelengkapan isi dari form aplikasi saya. Setelah tanya
kiri-kanan, form sayapun semakin
lengkap, walaupun pada akhirnya di loket 4, masih aja ada yang di coret ataupun
terlewat sehingga belom keisi, jadi saya disuruh memperbaiki kembali isi form saya. Setelah semua dokumen
persyaratan dianggap lengkap, selanjutnya adalah input sidik jari, prosedurnya
biasa, seperti saat pembuatan E-KTP. Setelah membayar 60 euro yang mana dihari
tersebut bernilai IDR 900.000, saya diberikan kwitansi yang di tautkan dengan kertas
kecil berwarna pink, sebelumnya kita juga disuruh menuliskan alamat email dan
nomor telfon yang dapat dihubungi jika visa sudah selesai diproses. Waktu yang
saya habiskan di kedutaan sekitar 2 jam, sedangkan prosesnya sendiri mungkin
hanya berlangsung sekitar 20 menit, sisanya menunggu, memperbaiki form, dan ngobrol-ngobrol seru dengan
teman-teman senasib yang kebetulan sama-sama menunggu untuk nama kami
satu-persatu dipanggil.
Dua hari setelah pengurusan visa, sayapun pulang mudik
lebaran dengan menitipkan paspor, kwitansi dan surat kuasa pada sepupu saya
yang stay di jakarta, buat jaga-jaga kalau-kalau visa-nya udah kelar sebelum
saya balik jakarta. Love call dari
kedutaan tak kunjung datang saat saya di padang, hingga saat itu, ketika baru
saja mendarat kembali di Soekarno Hatta, seakan berjodoh, siapa yang tahu
telfon itu justru datang disaat yang tidak terduga?.
Saya bukan tipe orang
yang langsung menghidupkan hp ketika pesawat baru landas. Jadi, setelah selesai
dengan claim bagasi, beli minum dan bengong nungguin bis hiba datang, saya
teringat kalau saya dalam status menunggu telfon penting, tidak baik membiarkan
hp mati dalam waktu yang lama, pas ngidupin hp saya sempet ngomong sama adek,
apa jadinya kalo kedutaan nelpon saya di masa hp yang mati 2 jam-an tadi,
padahal saya udah nunggu telfonnya selama satu bulan?. Dan tiba-tiba nomor yang
sudah saya save sebagai “kedutaan
Jerman” muncul di layar hp, tentu saja segera diangkat dan benar saja,
mbak-mbak diseberang bilang kalau visa saya udah kelar dan sudah bisa dijemput,
Alhamdulillah visa saya selesai dalam 1 bulan kurang 1 hari, alias 29 hari.
Rentang waktu yang dibutuhkan untuk Selesainya visa sangat beragam, bergantung
dengan kota tujuan masing-masing juga, ada temen saya yang kelar dalam 10 hari,
2 minggu, sebulan, ada juga yang sebulan lebih sedikit (ideal selesainya visa
adalah 4-8 minggu kata mas2 loket 4).
Pengambilan visa saya lakukan 2 hari setelah ditelfon,
syarat-syaratnya yaitu Paspor, kwitansi visa dan KTP. Prosesi masuk gedung kedutaan masih
sama ketatnya, untuk pengambilan visa kita akan di arahkan ke loket 5,
penyerahan paspor harus dilakukan sebelum jam 10 pagi (saya sendiri datang jam
setengah 10 biar ga kelamaan nunggu) jika ingin paspor yang sudah ditempeli
visa di ambil di hari yang sama. Setelah memberikan semua persyaratan di loket
5, saya diminta untuk kembali lagi jam 11 untuk mengambil paspor yang sudah
ditempeli visa. Jadilah sekitar jam 11 hari itu saya ikut antrian untuk
mengambil visa yang sudah jadi, dan Alhamdulillah, akhirnya visa sudah ditangan.
Terimakasih untuk senior LPDP awardee Jerman dan teman-teman predeparture
Jerman atas “pembagian” pengalamannya, saya benar-benar terbantu^^
Demikian tulisan ini,
tujuan dari tulisan ini hanyalah untuk membagi pengalaman pribadi, sama sekali
tidak ada maksud untuk mengajari apalagi pamer. Mohon maaf bila ada kesalahan
penyampaian, kalau ragu silahkan konfirmasi lagi ke saya lewat komentar di
bawah ya :D
Semoga kita semua
selalu dalam keadaan sehat ya~ semoga dapat membantu,
Best Best Best Best
regards,
HPU, Depok
10/08.2015, malam disaat lagi kepengen mie ayam